Sabtu, 10 September 2011

Tips Merawat Sepatu Anda


Selain sebagai alas untuk kaki kita, sepatu juga dianggap sebagai menjadi penyempurna penampilan. Oleh karenanya, seperti aksesoris lainnya, sepatu perlu dirawat dengan baik. Bagaimana cara merawat sepatu yang baik? Berikut tips dari kami




  1. Untuk sepatu yang berbahan kulit, simpanlah di tempat yang kering. Hindari menjemur sepatu kulit di bawah terik matahari, sepatu kulit cukup diangin-anginkan saja agar tidak menjadi lembab dan berjamur.
  2. Untuk pengeringan, sepatu kulit jangan dilap dengan menggunakan air dan gunakan bahan lembut untuk mengelapnya. Khusus untuk sepatu berwarna putih, ada baiknya dilap dengan memakai odol putih hingga merata agar kulit sepatu tidak pecah-pecah dan tampil lebih awet.
  3. Untuk sepatu yang berbahan suede, hindari sepatu terkena air secara langsung. Sikatlah sepatu dengan sikat yang halus agar debu yang menempel dapat dihilangkan. Kemudian jemur sepatu ditempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
  4. Jangan lupa untuk memakai obat khusus penyemprot sepatu atau foot spray pada bagian dalam sepatu Anda dan segera angin-anginkan agar kering.
  5. Apabila kaki Anda selalu berkeringat, sebaiknya keringkan dahulu. Kemudian taburi kaki dengan bedak talc supaya kaki Anda tetap kering dan segar kondisinya.
  6. Bagaimana mencegah agar sepatu tidak berbau? Jangan memakai sepatu dengan kondisi kaki yang sedang basah. Sebab kaki yang basah dan lembab dapat menyebabkan bakteri berkembang biak dan akhirnya sepatu Anda berbau tidak sedap. 

Selasa, 06 September 2011

Hadist Qudsi

[HQ.1.1] …. Aku bertanya kepada Hudzaifah tentang Ikhlas, apakah dia ? Jawabnya: Aku sudah bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang ikhlas, apakah dia ? Beliau Saw. bersabda: “Aku sudah bertanya kepada Jibril. Jawabnya, Aku sudah bertanya kepada Tuhan Keagungan tentang Ikhlas, apakah dia. Allah berfirman:

Salah satu rahasia dari rahasia-Ku, Aku mempercayakannya kepada qalb siapa yang Aku cintai dari antara hamba-hamba-Ku.”

[HQ.1.2] Berkata Abu Hurairah dan juga Abu Umamah ra.: Bahwasanya Nabi saw. telah bersabda: “Allah berfirman:

Apabila Allah menjadikan ’aql, lalu berkata kepadanya: Mari hai ’aql ! Maka mendatanglah ia. Lalu Allah berkata kepadanya lagi: Pergilah hai ’aql ! Maka pergilah ia. Kemudian Dia berfirman : Aku tiada mencipta sesuatu ciptaan yang lebih Kucintai daripada kau. Aku akan mengambil dengan engkau kau dan dengan engkau pula Aku memberi.”

[HR Thabarani] [AS269]

Dalam riwayat lain, selanjutnya Allah bertanya kepada `aql, ”Siapakah Aku…..?” `Aql-pun menjawab, ”Engkau adalah Allah, yang tiada Tuhan selain Engkau. Hanya kepada-Mu-lah aku bersyukur serta patuh dan taat. Engkaulah yang memberi ganjaran dan yang menghitung amal setiap orang.”

[HQ.1.3] … Imam Abi Ja’far berkata:

Ketika Allah menciptakan ’aql Dia memanggil ’aql itu dan ’aql pun datang. Dia menyuruh ‘aql pergi maka pergilah ia. Kemudian Allah berfirman kepada ‘aql: ”Demi Kebesaran dan Kemuliaan Ku, Aku tidak menciptakan sesuatu makhluk yang lebih Aku sayangi daripada kamu dan tidak Aku sempurnakan engkau melainkan pada orang-orang yang Aku cintai. Kepadamulah Aku akan menyuruh, melarang, menyiksa serta memberi pahala”.

[sumber : Telaah ’aql dalam hadis-hadis al Kafi, terjemah Kitab Hadis Ahlul Bayt (Ushul Kafi) bab ‘aql dan jahl – Husein al Habsyi hal. 43]

[HQ.1.4]….. Orang bertanya kepada Rasulullah saw.,  ”Wahai Rasulullah ! Dimanakah Allah ? Di bumi atau di langit ?” Rasulullah saw. menjawab, ”Allah Ta’ala berfirman:

Tidak termuat AKU oleh bumi-Ku dan lelangit-KU dan termuat Aku oleh qalb hamba-hamba-Ku yang mu’min, yang lemah-lembut, yang tenang tenteram.

[ dalam keterangan lain : ]

Sesungguhnya semua petala langit dan bumi akan menjadi sempit untuk merangkul-Ku akan tetapi Aku mudah untuk direngkuh oleh qalb seorang mukmin.

Berkata Wahab bin Munabbih, bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Allah Ta’ala telah berfirman:

Sesungguhnya semua petala langit-Ku dan bumi-Ku menjadi sempit untuk merangkul-Ku, akan tetapi Aku mudah untuk dirangkul oleh qalb hamba-Ku yang mu’min.”

[HR Ahmad] [AS32]

[HQ.1.5] Rasulullah saw bersabda: “Allah Swt. telah berfirman:

Tiada seorang hamba yang ber-taqorrub [mendekatkan diri] kepada-KU seperti dia menunaikan segala ke-fardhu-an-Ku ke atas dirinya. Dan sesungguhnya dia akan mendekatkan diri kepada-Ku dengan memperbanyak nawafil (sunnah) sehingga AKU mencintainya. Maka apabila sudah AKU mencintainya jadilah AKU umpama kaki yang ia berjalan dengannya dan tangan yang ia memukul dengannya dan lidah yang ia berucap dengannya dan hati yang ia berfikir dengannya. Dan apabila ia memohon-Ku niscaya AKU akan memberinya dan apabila dia berdoa kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya”

[HR. Ibnus Sunni] [AS132]

[HQ.1.6] Dari Abu Hurayrah r.a., katanya: Bersabda Rasulullah Saw.: “Berfirman Allah Yang Maha Agung:

Aku berada dalam sangkaan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersama-nya ketika ia menyebut Aku. Bila ia menyebut Aku dalam dirinya, Aku menyebut dia dalam Diri-Ku. Bila ia menyebut Aku dalam khalayak, Aku menyebut dia dalam khalayak yang lebih baik dari itu.

Bila ia mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku mendekat kepadanya satu hasta. Bila ia mendekat kepada-Ku satu hasta, Aku mendekat kepadanya satu depa. Bila ia datang kepada-Ku berjalan kaki, Aku datang kepadanya berlari-lari.”

[HR Al-Bukhari, Muslim, Ibn Majah, At-Tirmidzi, Ibn Hanbal] [IA27]

[HQ.1.7] Dari Mu’adz ibn Jabal r.a., katanya: Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda:”Berfirman Allah Yang Maha Mulia dan Luhur:

Mereka yang berkasih-sayang demi Keluhuran-Ku, bagi mereka mimbar-mimbar cahaya yang menyebabkan para An-Nabi dan para Asy-Syuhada iri kepada mereka.”

[HR At Tirmidzi] [IA33]

[HQ.1.8] Dari Ali ibn Abi Thalib kwh.: Rasulullah Saw. bersabda: “Berfirman Allah Ta’ala:

Barangsiapa berharap (rajaa) kepada selain Aku tidak mengenal-Ku (ya’arifniy). Barangsiapa tidak mengenal-Ku tidak mengabdi-kepada-Ku (ya’abudniy). Barangsiapa tidak mengabdi-kepada-Ku, maka berarti menjadi-wajiblah (i’stawjaba) kemurkaan-Ku. Barangsiapa takut (khauf) kepada selain Aku, halal baginya pembalasan-Ku.”

[IA22]

[HQ.1.9] Aku bersaksi atas Abu Sa’id dan Abu Hurayrah, bahwa mereka bersaksi atas Nabi Saw., bahwa Beliau Saw. bersabda:

“Barangsiapa mengatakan: ‘Laa ilaaha illallah wallahu akbar’, Allah membenarkan dia dan berfirman: ’Tidak ada tuhan kecuali Aku’ dan ‘Aku Maha Besar’. Bila ia berkata: ’laa ilaaha illallahu wahdah’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku sendiri’. Jika ia berkata: ‘laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikallah’ , Allah berfirman: ‘Tidak tuhan kecuali Aku Sendiri dan tidak ada sekutu bagi-Ku’. Bila ia berkata: ‘laa ilaaha illal-Lah, lahu-l-mulku wa lahu-l-hamdu’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku, bagi-Ku kerajaan-Ku dan bagi-Ku segala puji’. Bila ia berkata: ’laa ilaaha illal-Lah, laa hawla walaa quwwata illa billah’, Allah berfirman: ‘Tidak ada tuhan kecuali Aku, tidak ada upaya dan tidak pula kekuatan kecuali dengan izin-Ku’.

Nabi Saw. bersabda: ‘Barangsiapa mengucapkannya di dalam sakitnya, kemudian mati, ia tidak dimakan api neraka.’”

[HR At-Tirmidzi]

[HQ.1.10] Dari Abu Hurayrah r.a.,  Rasulullah Saw. bersabda: Berfirman Allah Yang Maha Agung dan Luhur:

“Sudah Kupersiapkan untuk hamba-Ku yang Shalih apa yang tidak pernah mata melihatnya, tidak pernah telinga mendengarnya dan tidak bisa dibayangkan manusia.”

[HR Al Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, Ibn Majah, Ad Darimi] [Relung Cahaya, Ibn Arabi, Hadis ke 21] [AS27,31]

[HQ.1.11] Dari Abu Hurayrah r.a., Rasulullah Saw. bersabda: Berfirman Allah Yang Maha Besar dan Agung:

“Dari segala yang dipersekutukan, Akulah yang paling tidak butuh kepada persekutuan. Maka barangsiapa dalam pekerjaannya menyekutukan Aku dengan yang lain, Aku lepas daripadanya, sedang ia milik yang ia persekutukan.”

[HR Ibn Majah] [IA2]

[HQ.1.12] Dari Abu Umamah r.a., Rasulullah Saw. bersabda: Berfirman Allah Yang Maha Besar dan Agung:

“Diantara para wali-Ku di hadirat-Ku, yang paling menerbitkan iri-hati ialah si mu’min yang kurang hartanya, yang menemukan nasib hidupnya dalam sembahyang, yang paling baik ibadat kepada Tuhannya, dan taat kepada-Nya dalam keadaan tersembunyi maupun terang. Ia tak terlihat di antara khalayak, tak tertuding dengan telunjuk. Rezekinya pas-pasan, tetapi iapun sabar dengan hal itu.”

Kemudian Beliau Saw. menjentikkan jarinya, lalu bersabda: ”Kematiannya dipercepat, tangisnya hanya sedikit dan peninggalannya amat kurangnya.”

[HR At Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hanbal] [IA3]

[HQ.1.13] Dari Abu Umamah Al Bahili r.a., bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Allah telah berfirman:

Sebaik-baik persembahan yang dapat diberikan hamba-Ku kepada-Ku ialah menyampaikan nasehat karena Aku.”

[HR Ahmad, Hakim, Abu Nu’aim] [AS7]

[HQ.1.14] Dari Anas r.a., bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Berfirman Allah Ta’ala:

Ada empat perkara. Satu yang menyangkut hubungan Aku dengan engkau. Satu lagi yang menyangkut hubungan antara engkau dengan hamba-hamba-Ku. Satu yang lan untuk Aku, dan yang satu lagi untuk engkau.

Adapun yang untuk Aku, hendaklah engkau mengabdi Aku tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatupun. Yang menyangkut dirimu, maka apa saja yang engkau kerjakan dari kebajikan, Aku akan memberikan balasannya. Yang menyangkut antara Aku dengan engkau, ialah hendaklah engkau memohon (berdoa kepada) Aku dan Aku mengabulkan engkau. Dan yang menyangkut antara engkau dengan hamba-hamba-Ku, hendaklah engkau merelakan [ridhokan] bagi mereka apa yang engkau merelakan [ridhokan] bagi dirimu.”

[HR Abu Nu’aim] [AS25]

[HQ.1.15] Berkata Umarah bin Daskarah r.a., bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Allah Ta’ala telah berfirman:

Sesungguhnya hamba-Ku itu ialah setiap orang yang mengingati-Ku, di waktu dia sedang menemui lawannya (di medan perang).”

[HR Tirmidzi] [AS40]

[HQ.1.16] Berkata Siti `Aisyah r.a., bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Allah Ta’ala telah berfirman:

Sesungguhnya Aku telah berjanji dengan DzatKu terhadap hamba-Ku, bahwa apabila dia menunaikan shalat tepat pada waktunya, niscaya Aku tidak akan menyiksanya, dan bahwa Aku akan memasukkannya ke dalam surga tanpa hisab lagi.”

[HR Hakim] [AS41]

[HQ.1.17] Dari Uqbah ibn Amir ra. berkata, aku mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Tuhanmu kagum terhadap pengembala kambing di ujung bukit yang di kala didengungkan adzan ia mendirikan Sholat. Lalu Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman:

Lihatlah hamba-Ku ini, didengungkan adzan kemudian ia shalat karena takut (khoofu) terhadap-Ku, Aku telah mengampuni hamba-Ku dan memasukkannya ke sorga.”

[Hadis ini ditakhrijkan oleh An Nasa’i] [MZ12]

[HQ.1.18] Dari Abu Hurairah ra, Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman:

“Wahai anak Adam, luangkanlah waktu untuk ibadah kepada-Ku maka Aku isi dadamu dengan kekayaan dan Aku tutup kekafiranmu. Jika tidka demikian maka Aku isikan kesibukan di mukamu dan Aku tidak menutup kefakiranmu”.

[Hadis ini di takhrijkan oleh At Tirmidzi] [MZ11]

[HQ.1.19] Dari Abu Hurayrah r.a., bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Berfirman Allah Ta’ala:

Apabila Aku menimpakan bala ke atas hamba-Ku yang mu’min, lalu ia bersabar (atas penderitaan itu), tiada ia mengadu atau mengeluh kepada pengunjung-pengunjungnya, niscaya akan Aku lepaskan dia dari tahanan-Ku (penderitaan itu), kemudian Aku tukarkan dagingnya dengan daging yang lebih baik, dan darahnya dengan darah yang lebih baik, sehingga ia dapat bekerja semula (yakni: setelah semua dosa dan kesalahan yang lalu Allah ampunkan semuanya).”

[HR Al Hakim] [AS9]

[HQ.1.20] Berkata Abu Dardanas r.a., bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda: “Allah Ta’ala telah berfirman:

Jika hamba-Ku mengeluh dan mengadukan penyakitnya sebelum tiga hari, maka ia telah mengadukan Aku.”

[HR Thabarani] [AS24]

[HQ.1.21] Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya ia bersama dengan Rasulullah Saw. menjenguk orang yang sakit karena demam, lalu Rasulullah Saw. bersabda: “Bergembiralah, karena Allah telah berfirman:

Itu adalah api-Ku, yang Aku kuasakan terhadap hamba-Ku yang mu’min di dunia agar menduduki (sebagai pengganti) bagian apinya di akhirat.”

[Hadis ini ditakhrijkan oleh Ibnu Majah.] [MZ207]

[HQ.1.22] Berkata Abu Umamah ra. bahwasanya Nabi Saw bersabda: ”Allah telah berfirman:

Wahai Malaikat-ku. Pergilah kepada hamba-Ku, dan timpakan ke atasnya bala”

Maka para Malaikat pun menimpakan bala ke atasnya dan orang itu memuji Allah. Para Malaikat lalu kembali mengatakan, ”Wahai Tuhan kami ! Kami telah menimpakan atasnya sebagaimana yang Engkau perintahkan.

Berfirman Tuhan: ”Kembali semula kepadanya, Aku ingin mendengar apa katanya.”

[HR Thabarani] [AS76]

[HQ.1.23] Berkata Anas ra. bahwasanya Nabi Saw bersabda: ”Allah telah berfirman:

Jika Aku menimpakan suatu mushibah ke atas salah seorang hamba-Ku pada badannya, atau hartanya, atau anaknya, lalu dia menerima mushibah itu dengan penuh kesabaran, niscaya di hari kiamat Aku malu akan menegakkan baginya neraca timbangan atau membuka buku catatan amalnya.”

[HR Qudha’i] [Dailami, Hakim, Tirmidzi] [AS14]

[HQ.1.24] Berkata Abul Asy’ats Ash-Shan’aani ra. bahwasanya Nabi Saw. bersabda: “Allah telah berfirman:

Sekiranya Aku uji salah seorang hamba-Ku yang mu’min, lalu ia memuji-Ku atas apa yang telah Aku ujikan itu (niscaya Aku akan perintahkan kepada Malaikat-Ku agar) berilah pahala yang bersambungan baginya, sebagaimana pahala yang biasa kalian berikan.”

[HR. Ahmad dan Thabarani] [AS11][PD8] [Mohon periksa terjemahannya]

[HQ.1.25] Berkata Syaddad bin Aus ra. bahwasanya Nabi Saw. bersabda: “Allah telah berfirman:

Sekiranya Aku uji salah seorang hamba-Ku yang mu’min, lalu ia memuji-Ku seraya bersabar atas (penderitaan) apa yang Aku mengujinya. Maka ia akan bangun dari tempat pembaringannya, bagaikan anak yang baru dilahirkan oleh ibunya, bersih dari dosa. Lantas Tuhan akan memerintahkan malaikat Pencatat Amal: Sesungguhnya Aku telah menahan hamba-Ku ini dan Aku telah menguinya, maka kini catatkanlah baginya apa yang kamu selalu catatkan sebelum itu dari pahala-pahala amalannya.”

[HR. Ahmad] [AS13]

[HQ.1.26] Berkata Ibnu Mas’ud ra. bahwasanya Nabi Saw. telah bersabda: ”Allah telah berfirman:

Wahai dunia ! Pahitkanlah kehidupan para kekasih-Ku, janganlah sekali-sekali engkau memaniskannya, kelak engkau akan memfitnahinya.”

[HR. Qudha’i] AS195]

Mobil Sporty Berselimut Debu Penyesalan

    

      Seorang  pemuda sebentar lagi akan di-wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang  sarjana, akhir jerih payah-nya selama beberapa tahun di bangku  pendidikan.  Beberapa bulan sebelumnya dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Peugeot.

     Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Ia sangat yakin, karena ia adalah anak satu-satunya dan ayahnya sangat menyayanginya. Iapun berangan-angan mengendarai mobil itu dan bersenang-senang dengan teman-temannya. Bahkan semua angan-angannya itu telah ia ceritakan kepada teman-temannya.

    Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti menuju ke ayahnya.

    Sang ayah tersenyum dan dengan berlinang air mata karena terharu ia mengungkapkan betapa ia bangga akan anaknya, dan betapa ia  mencintai anaknya itu. Lalu ia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,… bukan sebuah kunci mobil !

    Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Di dalam bingkisan itu ia menemukan sebuah Kitab Suci yang bersampulkan kulit asli, dan di kulit itu terukir indah namanya dengan tinta emas.

    Pemuda itu menjadi marah dan dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Aahh… Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang yang  Ayah miliki Ayah belikan Kitab ini sebagai hadiah untuk kelulusanku ?"
    Lalu dia lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak  bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri mematung ditonton puluhan pasang mata yang hadir saat itu.

    Tahun demi tahun berlalu, dengan otaknya yang cemerlang sang anak berhasil  menjadi seorang yang terpandang. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dengan istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas.

    Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkannya dan tak pernah menghubunginya. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan betapa kasihnya ia pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan belum bisa memaafkannya.

    Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum  ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu.
    Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah, kemudian bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat  melangkah masuk kerumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat  semua kenangan semasa dia tinggal disitu.

    Dia merasa sangat menyesal telah bersikap buruk kepada ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang di rumah itu….. Dan ketika dia membuka lemari besi ayahnya, dia menemukan Kitab Suci itu,masih terbungkus dengan kertas yang sama, sama seperti bertahun-tahun yang lalu.

    Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Kitab Suci itu, dan mulai membuka halamannya.
    Di halaman pertama Kitab Suci itu, dia membaca  tulisan tangan ayahnya, "Terima kasih Tuhan, Engkau berikan anak yang baik kepada manusia yang hina ini … "

    Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari  bagian belakang Kitab Suci itu. Dia memungutnya,…. sebuah kunci mobil ! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama toko,  sama dengan toko mobil sport yang dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman  terakhir Kitab Suci itu, dan menemukan di situ STNK dan surat-surat  lainnya, namanya tercetak di situ. Dan sebuah kwitansi pembelian mobil dengan tanggal tepat sehari sebelum hari wisudanya.

    Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun  mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih  mengenal jelas mobil itu, mobil sport yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok kedalam.

    Bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus joknya, di atas dasbornya ada sebuah foto, foto ayahnya yang tersenyum bangga. Mendadak kakinya lunglai, ia terduduk di samping mobil, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa sesal yang tak mungkin terobati ……..

(sumber :  tidak jelas)